Bumi kita semakin tidak ideal untuk dihuni belakangan ini. Overpopulasi, lingkungan yang rusak, dan sumber daya alam yang semakin menipis akibat eksploitasi menjadi faktor penyebabnya. Dengan kondisi demikian, mari kita bayangkan keadaan bumi dalam 50-100 tahun ke depan. Apabila pertumbuhan penduduk dan cara hidup manusia tetap seperti sekarang, bukan tidak mungkin kepunahan massal akan terjadi. Kita perlu menerapkan sustainable living untuk mencegah kepunahan massal.
Sustainable living merupakan penerapan gaya hidup ramah lingkungan dengan cara membatasi penggunaan sumber daya alam serta mengurangi limbah dan polusi. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sehingga manusia dapat hidup secara berkelanjutan di bumi ini. Penerapan sustainable living membutuhkan kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah, industri, maupun individu. Sebagai individu, berikut hal-hal yang dapat kita lakukan:
1. Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas yang berdampak buruk bagi lingkungan, salah satunya adalah karbon dioksida (CO2). Ekosistem kita memang membutuhkan karbon dioksida, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak dapat menyebabkan efek rumah kaca yang memengaruhi perubahan suhu bumi. Dampak buruk lainnya adalah dapat menyebabkan polusi udara yang berbahaya untuk kesehatan manusia (baca juga: Kualitas Udara Jakarta Semakin Parah, Warga Diimbau Untuk Waspada!).
Maka dari itu, penting bagi individu untuk mengurangi emisi gas CO2 dengan membatasi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan beralih ke penggunaan transportasi umum. Selain itu, apabila memungkinkan individu dapat mengganti kendaraan pribadi dengan jenis yang lebih ramah lingkungan, seperti mobil atau motor listrik.
2. Mengonsumsi Bahan Makanan Organik dari Produk Petani Lokal
Proses produksi dalam industri agrikultur ternyata cukup berperan dalam menyumbang efek negatif terhadap lingkungan. Industri pertanian memerlukan pembukaan lahan yang luas, sistem irigasi yang intens, penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan pestisida, dll. Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai masalah pada tanah dan lingkungan, seperti erosi tanah, degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan permasalahan ekologi lainnya. Selain itu, distribusi makanan membutuhkan transportasi jarak jauh yang lagi-lagi menggunakan bahan bakar fosil sehingga menyumbang emisi karbon dalam jumlah yang besar.
Untuk itu, kita harus mulai membeli bahan-bahan pangan yang organik dan memproduksinya secara lokal jika ingin mengurangi dampak-dampak negatif terhadap lingkungan. Proses produksi dari pertanian organik menggunakan teknik-teknik yang ramah lingkungan, seperti rotasi tanaman, permakultur, penggunaan pupuk alami, serta pembatasan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Selain itu, bahan makanan hasil produksi petani lokal tidak melalui rantai distribusi yang panjang sehingga meminimalisasi emisi karbon akibat transportasi jarak jauh.
3. Mengurangi dan Mengelola Sampah
Sampah dalam jumlah yang besar memiliki dampak buruk pada lingkungan. Sampah yang menumpuk akan mencemari lingkungan, menjadi sarang penyakit, serta menimbulkan polusi udara yang mengganggu kenyamanan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sebisa mungkin mengelola sampah yang kita hasilkan. Metode yang umum digunakan untuk mengelola sampah adalah metode 3R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recycle (Mendaur ulang).
- Reduce: Mengurangi produksi sampah yang kita hasilkan. Contoh penerapannya, yaitu dengan tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai pada saat berbelanja.
- Reuse: Menggunakan kembali barang-barang bekas yang masih bermanfaat. Contoh penerapannya, yaitu dengan tidak membuang baju bekas yang sudah tidak terpakai dan memberikan atau menyumbangkannya kepada orang lain.
- Recycle: Mendaur ulang sampah yang kita hasilkan. Misalnya, tidak membuang sampah organik, seperti sisa makanan, kulit buah, dedaunan, dan sampah organik lainnya agar bisa didaur ulang dan dijadikan pupuk alami/kompos.
4. Hemat Listrik
Listrik memang tidak menghasilkan polusi, tetapi untuk menghasilkan listrik yang kita gunakan sehari-hari, pembangkit listrik membutuhkan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Semakin banyak listrik yang kita konsumsi, semakin banyak pula pembangkit listrik menghasilkan gas polutan. Maka dari itu, dengan mengurangi penggunaan listrik kita bisa meminimalisasi emisi karbon yang merusak lingkungan.
Mulai saat ini, kita harus lebih sadar akan penggunaan listrik sehari-hari. Kita perlu mematikan lampu dan AC yang tidak digunakan, mencabut charger HP dan laptop setelah selesai mengisi daya pada gadget, dan menggunakan peralatan elektronik dengan daya yang lebih rendah. Dengan menerapkan hal-hal tersebut, selain bisa menghemat tagihan listrik kita dapat berkontribusi untuk membuat bumi kita menjadi lebih hijau.
5. Menanam Tumbuhan Hijau di Rumah
Kita semua pasti tahu kalau tumbuhan hijau bisa mengubah CO2 menjadi oksigen yang bermanfaat bagi manusia. Dengan menanam tumbuhan hijau, kita bisa mengurangi efek rumah kaca dan mencegah bertambah buruknya pemanasan global. Udara di lingkungan rumah kita tentunya juga akan lebih bersih dan segar sehingga dapat meningkatkan kesehatan.
Apabila rumah kalian memiliki pekarangan yang cukup luas, kalian dapat menanam rumput dan pohon-pohon, seperti pohon mangga, pohon tanjung, pohon angsana, dll. Apabila lahan hunian kalian terbatas, tanaman pot, seperti lidah mertua, palem bambu, atau aglaonema dapat menjadi alternatif.
Bumi kita saat ini memang sedang menghadapi krisis lingkungan. Namun, belum terlambat bagi umat manusia untuk membalikkan keadaan. Untuk menciptakan bumi yang lebih layak huni, baik pemerintah, industri, maupun individu perlu bekerja sama dalam menerapkan sustainable living. Harapannya, keindahan bumi yang kita tinggali saat ini tidak hanya dapat dinikmati oleh generasi kita. Namun, dapat lestari sampai generasi-generasi seterusnya.
Author: Dimas Haryoputra Maheswara | Editor: Nabilah Ghina Mawaddah Rifayanti