Berdasarkan data yang dilaporkan IQ Air, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta sejak 15 Mei 2023 tidak pernah kurang dari 100. Namun, untungnya pada bulan Juni tepatnya pada 3 dan 4 Juni 2023, kualitas udara sempat membaik.
Berdasarkan laporan Jumat, 28 Juli 2023, polutan utama Jakarta adalah PM2,5 dengan konsentrasi 47 µg/m³ atau mikrogram per meter kubik karena menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri nilai 9,4 ini lebih tinggi dari panduan kualitas udara tahunan mereka.
Yang menjadi standar kualitas udara ideal menurut WHO memiliki bobot konsentrasi PM 2,5 antara 0 sampai 5 mikrogram per kubik.
Parameter kualitas udara menurut AQI US :
- Hijau (0-50) : Bagus
- Kuning (51-100) : Sedang
- Oranye (101-150) : Tidak sehat bagi kelompok sensitif
- Merah (151-200) : Tidak sehat
- Ungu (201-300) : Sangat tidak sehat
- Maroon (lebih dari 301) : Berbahaya
Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan angkat bicara soal ini, bahwa musim kemarau yang sedang berlangsung ini menjadi pengaruh tingkat pencemaran udara Jakarta.
“Kecenderungan biasanya pada saat musim kemarau, kualitas udara cenderung naik dan seperti yang kita lihat sekarang.” Kata Ardhasena pada konferensi pers Jumat, 11 Agustus 2023.
“Jadi itu faktor yang mempengaruhi kondisi yang terjadi sekarang, dan juga sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.” Lanjutnya. “Hal lainnya yang mungkin menarik yaitu kondisi kualitas udara itu ada siklus hariannya. Pada saat lepas malam hari hingga dini hari cenderung lebih tinggi dari pada siang hingga sore hari.”
Berada dalam Posisi Kelima Kualitas Udara Terburuk
DKI Jakarta menduduki posisi kelima kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia karena berdasarkan data IQ Air pada 5 Juni 2023 Jakarta berada dibawah kota Dubai, Doha, Riyadh, dan Dhaka, sebagai kota-kota yang memiliki kualitas udara buruk.
Sumber Polusi Kebanyakan Berasal dari Transportasi
Jakarta merupakan ibu kota dengan fasilitas transportasi umum yang memadai sehingga hal tersebut menyebabkan polusi bersumber dari emisi kendaraan bermotor atau transportasi. Menurut Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace, Bondan Andriyanu mengingatkan gugatan polusi udara dimenangi oleh warga. Oleh sebab itu, Pemprov DKI Jakarta pun diminta menjalankan keputusan hakim.
Heru Budi Enggan Berkomentar
Pejabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi tidak ingin banyak berkomentar soal polusi udara ini. “Ya tanya yang pakai mobil.”
Upaya Pemprov DKI Jakarta dalam Mengatasi Polusi Udara:
-
Uji Emisi Gratis di Sejumlah Titik
Seperti yang kita tahu, DKI Jakarta merupakan kota yang memiliki udara terburuk kelima di dunia. Sementara itu, Jakarta berada di bawah kota-kota besar seperti Dubai, Doha, Riyadh, dan Dhaka.
-
Menerapkan Tiga Kebijakan
Pemprov DKI Jakarta akan melaksanakan sosialisasi penataan denda PKB kepada pengendara yang belum melakukan uji emisi.
-
Denda Bagi yang Tidak Lolos Uji Emisi
Pemprov DKI Jakarta memberlakukan denda pada mereka yang berstatus tidak lolos uji emisi.
“Kami akan melakukan kerja sama dengan KLHK membuat regulasi khusus adanya denda bagi yang tidak lulus uji emisi. Jadi Insha Allah dalam waktu dekat akan ada PP yang mengatur denda bagi kendaraan yang belum melakukan perpanjang STNK akan ada denda tambahan.” Kata Asep.
-
Andalkan Alat Pemantau Kualitas Udara
Bersama USAID, WRI Indonesia memberikan hibah alat uji emisi kepada Pemprov DKI Jakarta untuk mengukur dan memberi jawaban atas permasalahan polusi udara Jakarta. Asep Kuswanti berujar alat tersebut bisa memberikan data yang akurat terkait sumber polusi udara. Di harapkan dengan adanya alat tersebut, data kualitas udara Jakarta bertambah
-
Pemprov DKI Jakarta Menerapkan WFH 50% bagi ASN
Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengumumkan penerapan WFH (Work From Home) bagi para ASN.
Dikarenakan kualitas udara yang tidak kunjung membaik, alhasil hal ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, yang mana beliau memanggil para menteri dan sejumlah pejabat Gubernur DKI Jakarta untuk menghadiri rapat di Istana Merdeka.
Pihak Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menerapkan di berlakukannya kebijakan ‘bekerja dari rumah’ atau biasa di kenal dengan Work From Home terkhusus pegawai dalam lingkup Pemprov DKI Jakarta. Kebijakan ini di mulai pada 20 Agustus, dengan skema 50% WFH dan 50% WFO.
Dia juga mengimbau pihak swasta agar dapat menerapkan kebijakan yang sama.
Sampai sekarang belum di ketahui sejauh mana kebijakan ini akan berhasil. Sejak hari pertama uji coba tersebut, skor AQI Jakarta tidak juga mengalami penurunan yang signifikan. Masih termasuk kurang sehat bagi kelompok sensitif.
-
Pemprov DKI Jakarta Melakukan Penyiraman Jalan
Karena skor AQI Jakarta yang tidak kunjung menurun, Pemprov DKI Jakarta melakukan cara unik untuk mengatasi polusi, yakni mereka melakukan penyiraman jalan raya menggunakan mobil pemadam kebakaran.
Pejabat Gubernur DKI Jakarta mengatakan kepada wartawan bahwa mobil damkar akan rutin menyiram ruas jalan sebanyak dua kali dalam sehari, setiap pukul 10:00 dan 14:00. Sebanyak 20 unit mobil damkar dan 200 personel di kerahkan.
Langkah yang terbilang unik ini lantas menjadi bahan olokan di media sosial; para pengkritik bilang hal ini tidak ada bukti secara ilmiah. Seorang pakar dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyebutkan cara tersebut justru meningkatkan kadar polusi menjadi PM2,5.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, turut mengkritik cara Pemprov DKI Jakarta yang satu ini. “”Partikel ini [PM2,5] banyak beredarnya di udara, di atas. Jadi kalau menyemprot air itu di atas, bukan di bawah.” Ujarnya di lansir detikcom.
Karena kritik yang sudah semakin banyak, alhasil Kepala Dinas Lingkungan DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan akan mengevaluasi langkah ini.
Udara Jakarta semakin memprihatinkan, hal itu memengaruhi kesehatan warga Jakarta, seperti kasus penyakit ISPA yang meningkat sehingga pemerintah mengimbau masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruang karena ini. Langkah-langkah di atas merupakan solusi yang pemerintah lakukan untuk mengatasi polusi Jakarta ini. Maka dari itu kita harus terus menjaga kesehatan supaya tidak terserang penyakit. Dengan makan makanan dengan gizi seimbang, berolahraga, dan istirahat yang cukup, serta jangan lupa untuk memakai masker ya saat berada di luar!
Author: Aisya Allifia | Editor: Rincinailatul Agustin