Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Begini Sikap Indonesia!

Author: Rindiani Aprilia | Editor: Nabilah Ghina Mawaddah Rifayanti

Ilustrasi limbah nuklir Fukushima Jepang

Kebijakan Jepang membuang limbah nuklir Fukushima di Samudra Pasifik menjadi kontroversial beberapa hari terakhir. Bahkan, Tiongkok dan Korea Selatan mengecam keras dan melakukan kontrol ekspor makanan laut dari Jepang untuk menjaga kesehatan warganya. Apakah alasan Jepang membuat kebijakan tersebut? Bagaimana Indonesia dalam menyikapi kebijakan Jepang yang buang limbah nuklir ke laut?

1. Limbah nuklir Fukushima, Jepang

Saat ini, limbah dari Fukushima menjadi masalah yang sangat serius. Gempa bermagnitudo 9,1 dan tsunami besar yang terjadi pada tahun 2011 menyebabkan kerusakan pada fasilitas pembangkit listrik. Akibatnya, harus dilakukan penampungan limbah yang mengandung radioaktif.

Pembuangan limbah terjadi karena tiga reaktor PLTN Daiichi Fukushima yang sudah rusak terus memproduksi 100 meter kubik limbah setiap harinya. Limbah tersebut berasal dari campuran air tanah dan air laut untuk mendinginkan reaktor.

Oleh karena itu, pemerintah Jepang menggunakan penyimpanan seribu tangki dalam menyikapi kebocoran dan pengurangan ruang penyimpanan limbah yang terjadi. Namun, kebocoran yang terus terjadi membuat ruang penyimpanan penuh.

Akhirnya, pemerintah Jepang memutuskan rencana pembuangan limbah dari tangki-tangki tersebut ke Samudra Pasifik. Namun, alih-alih menjadi tenang, keputusan pemerintah Jepang justru berubah menjadi kontroversi internasional. Akibatnya, pembuangan limbah Fukushima ke laut terus menjadi perhatian global terutama bagi negara yang dekat dengan Samudra Pasifik dalam upaya untuk mengelola limbah nuklir dengan aman dan berkelanjutan.

Setelah mengunjungi PLTN Tokyo Electric Power (TEPCO), Perdana Menteri Jepang memutuskan untuk mempersiapkan pembuangan limbah nuklir sebanyak ±1,34 juta ton air yang sudah disimpan selama beberapa dekade, di mana laut menjadi tempat alternatif untuk membuang limbah tersebut.

Memerlukan waktu sekitar 30 tahun untuk pembuangan limbah nuklir Fukushima setelah melalui prosedur penyaringan dan pengenceran. Jepang mengklaim bahwa limbah ini aman setelah melalui prosedur penyaringan untuk menghilangkan zat radioaktifnya.

2. Alasan pembuangan limbah Fukushima ke laut

Ilustrasi pembuangan limbah nuklir Fukushima ke laut

Penyimpanan seribu tangki air kini kehabisan ruang karena tiga reaktor PLTN Daiichi Fukushima yang rusak dan terus memproduksi 100 meter kubik limbah setiap hari. Hal ini tentu akan menjadi masalah serius jika terjadi gempa bermagnitudo tinggi dengan reaktor PLTN yang selalu bocor dan tangki penyimpanan yang sudah habis.

Sistem Pemrosesan Cairan Tingkat Lanjut (Advanced Liquid Processing System / ALPS) oleh Asosiasi Energi Atom Internasional (Internasional Atomic Energi Association / IAEA) menggunakan Sistem Pemrosesan Cairan Tingkat Lanjut (Advanced Liquid Processing System / ALPS) untuk mendaur ulang limbah nuklir PLTN Fukushima. Sistem ini merupakan sistem pemompaan dan penyaringan yang menggunakan serangkaian reaksi kimia untuk menghilangkan 62 radionuklida dari air yang terkontaminasi. Jumlah air yang terkontaminasi sebanyak 1,34 juta ton atau setara dengan 500 kolam renang ukuran olimpiade. Hal ini membuat Jepang mengambil keputusan untuk membuang limbah nuklir ke laut, dari tahun 2021 setelah mendapatkan klaim IAEA bahwa limbah tersebut aman.

Sayangnya, setelah dilakukan analisis dan pemeriksaan di Laboratorium, kandungan tritium dan isotop radioaktif karbon dengan jumlah 14, serta hidrogen dan karbon yang sulit dihilangkan dari air terbukti terkandung dalam limbah nuklir Fukushima. Zat tersebut tidak berbahaya, kecuali jika mengonsumsinya dalam jumlah besar.

Paparan radiasi tritium dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman ataupun melakukan kontak langsung dengan sumber tritium.

Meski begitu, pembuangan limbah telah memenuhi standar regulator nuklir berdasarkan klaim TEPCO. IAEA juga sepakat bahwa limbah nuklir Fukushima sudah sesuai dengan standar keamanan internasional.

Lantas, bagaimana sikap Indonesia yang terkenal sebagai negara kepulauan dengan mayoritas perairan terkait Jepang yang buang limbah nuklir ke laut?

3. Sikap Indonesia terkait Jepang buang limbah nuklir ke laut

Retno Marsudi saat bertemu awak media di Gedung Nusantara 2 DPR RI, Kamis (31/8/2023), mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan IAE (Badan Atom Internasional) terkait masalah Fukushima tentang transparansi dan monitoring untuk mengawasi klaim keamanan air limbah Fukushima sesuai pernyataan dari Jepang.

Kebijakan Jepang membuang limbah nuklir ke laut berdampak terhadap Indonesia terutama yang berkaitan dengan isu keamanan dan lingkungan. Berikut ini sikap Indonesia terkait Jepang buang limbah nuklir Fukushima ke laut:

a. Berusaha mencegah potensi radiasi

Terjadinya kebocoran radiasi dari Fukushima dapat berdampak pada kualitas udara dan air di sekitarnya. Indonesia yang jaraknya jauh pun tetap akan merasakan dampak radiasi sehingga sangat diperlukan pemantauan radiasi dan pemantauan kualitas air serta ikan.

b. Peningkatan kesadaran keamanan nuklir

Bencana Fukushima telah meningkatkan kesadaran tentang risiko nuklir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan dan mengelola instalasi nuklir, seperti rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

c. Pengembangan sumber energi alternatif

Dampak dari Fukushima juga dapat mendorong Indonesia untuk lebih fokus pada pengembangan sumber energi alternatif yang lebih aman, seperti energi surya, energi angin, atau hidroelektrik, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir.

Perlu diingat, dampak langsung dari Fukushima terhadap Indonesia secara fisik memang terbatas, tetapi dampaknya pada kesadaran dan tindakan terkait nuklir dapat berdampak jangka panjang. Demikian, Indonesia sebagai negara kepulauan harus selalu waspada dan melakukan langkah awal untuk menyikapi kekhawatiran warga akan limbah nuklir Fukushima yang dibuang ke laut.

Baca juga: Jepang Putuskan Buang Limbah Nuklir Ke Laut, Ini Dampaknya!

Share the Post:

Related Posts